Hi,
Noovster. Mudah-mudahan selalu dalam kebaikan dan happy lahir batin. Postingan kali
ini saya akan sedikit berceloteh mengenai seputar ‘kebaikan dan perilaku baik. Kebetulan
memang menurut pribadi sekarang ini mulai bias antara bagaimana kebaikan
diimplementasikan dan dinilai. Mungkin noovster pernah mendengar seorang anak
muda yang putus asa dan putus hati akibat salah mempersepsikan kata baik? Kemudian
kasus lain terdengar kalau terlalu baik itu tidak baik? Nah lhoh, lantas adakah
hubungan interval pengukuran kebaikan dan perilaku baik dengan umur seseorang? Karena
katanya ada rumor kalau preferensi cewe-cowo (muda) itu berbeda. Hal ini juga
yang melatarbelakangi ketertarikannya satu-sama lain atas dasar hubungan yang
memiliki ambang batas, putus-nyambungnya diary mereka, langgeng tidaknya ikatan
transparan itu, dan sebagainya. Tapi sekarang saatnya bukan untuk membahas soal
percintaan dkk. Hanya sedikit berbagi apa yang saya pegang dan ketahui saja. Sobat
tentunya diperbolehkan untuk tidak membenarkan keseluruhan yang saya tulis. Karena
ini sekedar catatan… :)
Berlomba-lomba dalam Kebaikan
Banyak macamnya,
itulah kebaikan. Cara praktiknya juga tidak sedikit, jenis implementasinya bisa
yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Silahkan lakukan sesuka hati dan
kemampuan sendiri. Melalui lisan, tulisan, perbuatan dengan atau tanpa materi
mupun tenaga.. itu hanya tools yang
dianugerahkan kepada kita semua. Lantas buat apa? Bukannya setiap yang kita
lakukan itu pasti ada maksud dan tujuannya? Sobat yang beriman, mari kita
sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan. Ada kredit yang tidak terlihat yang
sebenarnya terkumpul karena melakukan perbuatan yang baik dan itu akan
bermanfaat buat kita kelak. Silahkan sesuaikan target, atau bahkan target itu
sendiri tidak pernah kita tentukan untuk diberi kebaikan misalnya memberi
pertolongan ketika seseorang membutuhkannya. Ya, kita pantas untuk menerapkan
reflek untuk melakukan perbuatan yang terpuji dan bermanfaat bagi semua orang. Karena
perbuatan yang secara tidak sadar atau tanpa butuh memikirkannya dahulu untuk
dilakukan itu disebut dengan akhlak. Setiap orang pasti punya tauladan akhlak
atau panutannya masing-masing.
Berpegang Teguh pada Kebaikan untuk Kebaikan yang Ikhlas
Ingat,
bukan manusia yang bisa menilai seberapa baik-burunya perilaku seseorang. Jangan
terpuruk hanya karena pandangan subjektif yang ‘nyeleneh dari sesama. Ambil senyum
dan tetap lanjutkan beramal baik. Saya juga mendapat quotes dari tweet sebelah yang
intinya kita tuh cuma bisa berasumsi terhadap penilaian sesuatu. Teman-teman
pasti tahu yang benar-benar baik untuk dilakukan dan diberikan. Tapi memang ketika
kita dihadapkan dengan keinginan yang bermotif, bisa jadi orang yang kita beri
pertolongan atau kebaikan itu berasusmsi yang berlawanan. So, corak kebaikan
yang kita lakukan terhadap seseorang atau kelompok hendaknya tidak terlalu
bermotif. Namun itu jika didasari untuk berusaha mencari yang terbaik,
lakukanlah. Timbang dan pahami segala resiko yang bisa terjadi. Jangan lupa
sebelumnya kita niatkan untuk berlomba dalam kebaikan.
Hasil Peneliti Psikolog
Sebuah lembaga
riset besar menunjukkan bahwa melakukan perbuatan baik pada seseorang seingkalo menyebabkan mereka membalas
perbuatan baik tersebut lebih besar lagi. Apakah motif ini akan selalu kita
inginkan? Penelitian tambahan mengungkapkan adanya beberapa faktor sederhana
yang memengaruhi kapan perbuatan baik itu paling efektif dilakukan.
Perbuatan baik
memberikan pengaruhnya yang sangat kuat apabila dilakukan antar orang-orang
yang tidak terlalu saling mengenal satu sama lain dan perbuatan baik itu berupa
perbuatan kecil namun penuh perhatian. Ketika seseorang berusaha sekuat tenaga
untuk menolong orang lain, orang yang menerima pertolongan akan merasa tidak
enak karena adanya tekanan untuk membalas kebaikan tersebut. Artinya, dengan
memberi terlalu banyak, seseorang telah menempatkan orang lain pada posisi yang
sulit karena hukum timbal balik menyatakan bahwa mereka harus membalas kebaikan
itu lebih besar lagi. Motivasi merupakan hal penting karena penerima bantuan
kadang mengalami perasaan kurang percaya-diri jika mereka berpikir bahwa
bantuan yang diterima disebabkan keyakinan orang lain bahwa mereka tidak mampu
meraih kesuksesan dengan upaya sendiri, atau jika mereka menganggap perbuatan
baik itu didasari suatu motif tersembunyi. Jadi, untuk mendapatkan hasil
persuasu kebaikan yang maksimal, ingatlah untuk menyimpan perbuatan baik bagi
orang yang tidak kita kenal, bahwa yang terpenting adalah perhatian, dan bahwa
perbuatan baik harus datang dari hati, bukan dari kepala.
Klise: “Kamu terlalu baik buat Aku”
Opsi khusus
bagi teman-teman yang merasa korban Quotes aneh, ‘Kamu terlalu baik buat Aku,
jangan terlalu dihiraukan. Sebaiknya juga kita tidak terlalu banyak berasumsi
dan membuat tree atau pohon
kemungkinan kenapa kita termasuk kedalamnya. Just enjoy, keep istiqamah dalam
kebaikan dan berakhlak terpuji. Karena semua pertemuan dan perpisahan sejatinya
bukan kita yang menentukan. Seketika kita dilontarkan dengan ucapan klise
tersebut, cukup aminkan saja. Berdoalah untuk seseorang itu supaya diberikan
yang lebih baik. Dengan begitu mungkin kita masih bisa membandingkan antara
yang dihujat ‘terlalu baik’ dan ‘lebih baik’ itu masih menang ‘terlalu baik’. Hhahaha…
ConversionConversion EmoticonEmoticon